Selasa, 20 September 2011

Pada Suatu


LARVA

Mari aku ajarkan bagaimana kehidupan ini tidak bernyanyi

Mari aku ajarkan bagaimana kehidupan ini tidak berseru

Sekalilah, aku tak pernah sampai pada titik rindu yang menyempurnakan aku selukis cawan Istana

Aku juga tak pernah berhasil menjadi larva yang tersirap dalam rupa kupu2 jenaka

Cukup bentuk dasarku tertuang sebagai ulat busuk yang tak pernah menggeliat

Menyandang predikat mahluk tuhan paling bau menusuk

Menabur gelisah bagi setiap kulit yang menyentuhku

Mari aku ajarkan bagaimana nafas ini tidak berhembus

Mari aku ajarkan bagaimana otak ini tidak berfikir

Sekalilah, aku tak kuasa atas kehendak yang mengaturku




ZOBAR

Kembali aku dituntut menjadi Zobar

Sampai pada aku yang terkesiap untuk segera sigap.

Tak ada alasan mengapa aku ingin menjadi Zobar

Karena hidup tak butuh alasan,

Hidup juga tak butuh belas kasihan

 Kembali Zobar yang tidak dituntut menjadi aku

Sebagai sebuah cerita aneka yang tak berasa

Lihat saja, nanti kucungkil setiap episodenya

Biar orang tau siapa aku dan siapa Zobar



WAJAH

Tuhan yang Esa sudah memahat pesona dalam setiap mu

Menyembul arti dari karakter penting mu

Jadi tuhan yang Esa ingin apa atas rupa mu?

Jika tergores saja kau memanas dan murka

Jadi tuhan yang Esa ingin apa atas pesonamu?

Jika dipuji saja kau melambung dan bangga

Mari ku tunjukan petuah tuhan yang terselip dalam kitab suci

Sebaik-baik mahluk adalah Kamu.


GERIGI

 Benar adanya ini adalah lidah yang bergerigi

Sekali patah, dua atau tiga sakit terlampaui

Benar adanya ini adalah tangan yang bergerigi

Sekali dekap, dua atau tiga tikam dirasai

Benar adanya ini adalah kaki yang bergerigi

Sekali langkah, dua atau tiga duri terinjaki

Benar adanya ini adalah hidup yang bergerigi

Sekali megap, dua atau tiga sesak teracuni


KUTIKULA

Kau menjadi penamaan penting bagi wanita masa kini

Yang memoles seberlian mungkin laksana iklan sabun  cair piring yang berjargon  “cling”

Padahal nyatanya, orang mati tak kan bisa lagi tumbuhkan engkau yang berparas elok

Karena selama hidup kau mendekam dan bertransit di kemewahan salon-salon kecantikan

Kau dipulas bak pualam, dan diolesi tinta kertas bening yang bau nya sengit tak ada dua

Padahal nyatanya kau hanya semacam mahluk figuran yang sumpah tak begitu penting dalam hidup

Laksana engkau yang betapapun tak penting itu, kau tetap penting bagi wanita-wanita anggun arisanan di 

komplek-komplek tua milik para kompeni Belanda

Betapapun kau yang tidak penting itu tetap seperti sinar padma yang tak pernah ada





Ciputat, 20 September dalam apapun kondisinya, yang jelas saya sulit tidur