Berikan aku sebilah pisau untuk ku persembahkan pada tubuh
ku
Berikan aku sekerat botol racun untuk ku alirkan dalam
darahku
Aku tak ingin mewarnai hidupku dengan cerita setan ,
sama sekali tak pernah ku minta itu pada tuhan sejak dalam kandungan
Sejak aku menggumpal sebagai darah
Sejak kali pertama aku diubah-Nya menjadi daging yang ber-otak
Sejak kali pertama aku dibentuk-Nya dalam kalimat “kun
fayakun”
Ada sampur bercorak melingkar sanggar, namun sama sekali aku
tak berminat mengutasnya sebagai tali, atau membuatkan simpul padanya agar aku
mati.
Aku hanya ingin mati dengan caraku sendiri, tanpa bau
darah yang menghunus
Atau teriakan orang kampung yang histeris melihat mayatku
yang melotot dan mengglantung
Sumpah! pisau dan sekerat botol racun saja sudah cukup
sebagai sesembahan tubuhku pada kuburan
Pada cacing-cacing tamak yang tak puas sekedar memakan tanah
Atau pada belatung-belatung liar yang tak puas sekedar
menghisap sampah
***
Hay malakut! Segera ambil nafasku, aku bosan hidup!
Dunia sudah tak membutuhkanku
Para dewa sudah melemparku
Setan pun sudah mencibirku
Sekalipun atas pasrahku, sekalipun besok tuhan membakarku,
aku tetap akan mengucap kalimat itu
Ini saatnya bagi ku teriak sebelum mati
“Asyhadualla Illa Ha Illalah…….”
Ciputat, mari berdoa untuk sebuah kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar